Minggu, 24 Januari 2010
Profil Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi secara geografis terletak antara 113 53 - 114 38 Bujur timur dan 7 43 - 8 46 Lintang Selatan.
Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali.
Sejarah, Seni dan Budaya Banyuwangi
Sejarah
Sejarah Banyuwangi tidak lepas dari sejarah Kerajaan Blambangan. Pada pertengahan abad ke-17, Banyuwangi merupakan bagian dari Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Pangeran Tawang Alun. Pada masa ini secara administratif VOC menganggap Blambangan sebagai wilayah kekuasannya, atas dasar penyerahan kekuasaan jawa bagian timur (termasuk blambangan) oleh Pakubuwono II kepada VOC.
Sejarah Banyuwangi tidak lepas dari sejarah Kerajaan Blambangan. Pada pertengahan abad ke-17, Banyuwangi merupakan bagian dari Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Pangeran Tawang Alun. Pada masa ini secara administratif VOC menganggap Blambangan sebagai wilayah kekuasannya, atas dasar penyerahan kekuasaan jawa bagian timur (termasuk blambangan) oleh Pakubuwono II kepada VOC.
Kemiskinan di Banyuwangi;Derita di Atas Melimpahnya Hasil Bumi
Secara umum Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi alam yang cukup besar. Mulai dari lahan pertanian, perkebunan dan kawasan pantai yang membentang luas. Banyuwangi adalah satu-satunya kabupaten di Jawa Timur (Jatim) yang memiliki tiga Kesatuan Pemangku Hutan (KPH). Artinya, daerah ini memiliki banyak lahan produktif yang bisa digarap untuk kesejahteraan penduduknya. Seperti apakah potret kemiskinan di Banyuwangi?
Mencari Format Pembangunan Berkelanjutan Banyuwangi
Luchman Hakim
Tourism Planning and Management
Brawijaya University
Gonjang-ganjing penambangan emas di kawasan gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi Selatan, setidaknya menimbulkan suatu pertanyaan mendasar: “apakah tidak tidak ada visi pembangunan yang lebih lestari dan menjamin kelangsungan hidup masa depan? Begitu kira-kira pertanyaan yang diajukan teman diskusi saya. Lebih-lebih saat saya tunjukkan betapa daerah yang ditambang adalah daerah yang secara “kebentang-alaman/ landscaping”menunjukkan kekuatan dan karakter lingkungan tropis yang kaya akan sumberdaya alam.
Tourism Planning and Management
Brawijaya University
Gonjang-ganjing penambangan emas di kawasan gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi Selatan, setidaknya menimbulkan suatu pertanyaan mendasar: “apakah tidak tidak ada visi pembangunan yang lebih lestari dan menjamin kelangsungan hidup masa depan? Begitu kira-kira pertanyaan yang diajukan teman diskusi saya. Lebih-lebih saat saya tunjukkan betapa daerah yang ditambang adalah daerah yang secara “kebentang-alaman/ landscaping”menunjukkan kekuatan dan karakter lingkungan tropis yang kaya akan sumberdaya alam.
Kesenian Banyuwangi Akan Dipatenkan
Beragam jenis kesenian Banyuwangi akan segera diurus hak patennya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, yang tidak ingin kesenian Blambangan yang sudah berusia ratusan tahun diakui negara lain. Apalagi, selain kekayaan panorama alam, potensi kesenian Banyuwangi yang cukup besar dapat menarik wisatawan untuk mendatangi bumi Blambangan ini.
Banyuwangi, Budaya Khas Osing
Banyuwangi adalah kabupaten terluas di Jawa Timur. Karakter wilayah yang terletak di ujung paling timur Pulau Jawa ini juga menarik untuk di ketahui selain wilayah tapal kuda dan wilayah arek pada postingan blog ini sebelumnya.
Karakter Banyuwangi lebih kurang bisa dilihat dari makanan khasnya. Rujak itu dari Sidoarjo sedangkan Soto dari Madura. Disini rujak dan soto dicampur, jadilah rujak soto khas Banyuwangi. Atau pecel dicampur rawon jadilah pecel rawon yang cuma ada di Banyuwangi.
Karakter Banyuwangi lebih kurang bisa dilihat dari makanan khasnya. Rujak itu dari Sidoarjo sedangkan Soto dari Madura. Disini rujak dan soto dicampur, jadilah rujak soto khas Banyuwangi. Atau pecel dicampur rawon jadilah pecel rawon yang cuma ada di Banyuwangi.
Banyuwangi dan Beberapa Peninggalan Sejarahnya
Banyuwangi atau dalam catatan sejarah lebih dikenal dengan nama Blambangan/ Belambangan menyimpan banyak mistis. Baik tentang sejarah, babad ataupun cerita-cerita yang dari mulut ke mulut terus berkembang bahkan menarik untuk ditelaah, dikaji,maupun diteliti baik mengenai sisi sejarah, budaya, maupun sosialnya
Sejumlah Cagar Budaya di Banyuwangi tidak Terurus
Sejumlah cagar budaya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang merupakan situs peninggalan sejarah banyak yang tidak terurus, bahkan banyak bangunan kuno peninggalan zaman Belanda yang kini dikuasai perorangan.
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, Sujani, Minggu, membenarkan hal itu, sehingga kondisi ini menjadikan kelestarian bangunan kuno terancam dan bahkan ada yang musnah.
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, Sujani, Minggu, membenarkan hal itu, sehingga kondisi ini menjadikan kelestarian bangunan kuno terancam dan bahkan ada yang musnah.
Sejarah Kabupaten Banyuwangi
Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger ( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768.
Nelayan dan Petani Banyuwangi, Tolak Tambang PT IMN
Sejumlah Petani dan Nelayan Banyuwangi Jawa Timur ngluruk ke Jakarta, mendesak dihentikannya rencana pengerukan emas di hutan lindung Tumpang Pitu. Mereka mendesak pemerintah mencabut ijin petambangan dan AMDAL tambang emas PT Indo Multi Niaga (IMN) yang cacat dan menolak ijin pinjam pakai penggunaan hutan.Puluhan ribu warga yang tinggal sepanjang Rajekwesi sampai Muncar - Banyuwangi akan terancam hidupnya, termasuk perikanan.
Banyuwangi, Magnet Wisata Alam Para Pelancong
Terhampar di wilayah seluas 5.800 km persegi, Banyuwangi memiliki topografi yang lumayan komplit -mulai dari dataran rendah hingga pegunungan- untuk ditanami berbagai tanaman industri. Tidak hanya tanahnya yang subur, Kabupaten Banyuwangi juga memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pariwisata. Selain "segi tiga berlian" Kawah Ijen, Pantai Plengkung, dan Pantai Sukamade, di Banyuwangi terhampar banyak lokasi wisata yang sanggup menjadi “magnet” para pelancong.
Pemkab Banyuwangi Menggandeng BPPT dalam Program e-Development yang Mendukung Otda
Setelah berhasil dengan program e-Development yang mulai dirintis sejak tahun 2002 di Kabupaten Jembrana, Bali, tahun ini BPPT mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan serupa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dengan motivasi untuk mendukung percepatan proses pencapaian kesejahteraan masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Banyuwangi, BPPT melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi atau PTIK mengawali penyelenggaraan program tersebut melalui workshop kolaborasi e-development. Workshop ini dilakukan untuk mensinergikan peluang dan potensi kerjasama berbagai pihak terkait dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Banyuwangi Punya 15 Pulau Kecil
Kabupaten Banyuwangi ternyata memiliki 15 pulau kecil yang tersebar di empat kecamatan. Yang paling banyak, berada di wilayah Kecamatan Pesanggaran, yakni 10 pulau.
Di wilayah Kecamatan Purwoharjo dan Kecamatan Banyuwangi, masing-masing memiliki dua pulau. Satu lagi berada di wilayah Kecamatan Wongsorejo. Dari 15 pulau kecil yang dimiliki Banyuwangi, yang sudah layak jual adalah Pulau Tabuhan di Kecamatan Wongsorejo.
Di wilayah Kecamatan Purwoharjo dan Kecamatan Banyuwangi, masing-masing memiliki dua pulau. Satu lagi berada di wilayah Kecamatan Wongsorejo. Dari 15 pulau kecil yang dimiliki Banyuwangi, yang sudah layak jual adalah Pulau Tabuhan di Kecamatan Wongsorejo.
Langganan:
Postingan (Atom)