Minggu, 24 Januari 2010

Mencari Format Pembangunan Berkelanjutan Banyuwangi

Luchman Hakim
Tourism Planning and Management
Brawijaya University



Gonjang-ganjing penambangan emas di kawasan gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi Selatan, setidaknya menimbulkan suatu pertanyaan mendasar: “apakah tidak tidak ada visi pembangunan yang lebih lestari dan menjamin kelangsungan hidup masa depan? Begitu kira-kira pertanyaan yang diajukan teman diskusi saya. Lebih-lebih saat saya tunjukkan betapa daerah yang ditambang adalah daerah yang secara “kebentang-alaman/ landscaping”menunjukkan kekuatan dan karakter lingkungan tropis yang kaya akan sumberdaya alam.


Wordbank (Bank Dunia) menjelaskan bahwa pembangunan adalah upaya membantu manusia menjadi lebih produktif untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik itu individual, keluarga, masyarakat, dan warga negara. Pembangunan adalah proses yang komplek, dimana isu-isu sosial, ekonomi, politis, budaya dan lingkungan hidup saling terkait satu sama lain. Selaian sisi-sisi positif, ada sebuah stigma negatif tentang pembangunan, dimana pembangunan selalu merugikan lingkungan hidup, dimulai dari pencemaran, kerusakan alam, dan turunnya daya dukung lingkungan. Namun demikian, manusia tidak bisa melepaskan diri dari pembangunan, karena itu adlah kebutuhan dasar manusia. Demikianlah, untuk meminimalkan dampak tersebut, maka konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan.

Pembangunan berkelanjutan artinya adalah pembangunan yang berprinsip memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi dan mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Konsep ini pertama kali didengunkan dalam laporan PBB lewat Brundtland Report tahun 1987, dan segera menjadi isu luas masyarakat dunia. Ada tiga pilar utama dalam pembangunan ini yang harus ada dalam keseimbangan, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Pemerintah Indonesia jauh-jauh hari telah sepakat bahwa model pembangunan berkelanjutan ini adalah model yang sesuai untuk Indonesia, dan dengan demikian aplikasinya adalah menyentuh seluruh level pembangunan di wilayah Indonesia.

Pembangunan yang baik dengan demikian adalah mengoptimalkan potensi sumberdaya alam yang ada untuk dimafaatkan secara lestari. Ini akan menjamin berkesinambungannya manfaat ekonomi yang dinikmati, kelestarian lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat, dan semakin kuatnya jati diri masyarakat untuk kepentingan masa depannya. Apakah kegiatan pertambangan masuk dalam kriteria ini? Debat panjang menyertai kasus ini karena penambangan adalah kegiatan membongkar tanah dan dengan demikian mengancam lingkungan. Tetapi, dimata para ahli penambangan, aktifitas penambangan tidak selalu berdampak buruk terhadap lingkungan. Ini memang benar, dengan catatan bahwa Environmnetal impact asessment, (analisis dampak lingkungan) tersedia. Itu saja belum cukup, masih ada diperlukan skenario yang jelas tentang perbaikan kualitas lingkungan yang rusak pasca kegiatan penambangan. Tentu, masih banyak yang lain.

Banyuwangi pada dasaranya sangat berpeluang untuk melakukan pembangunan yang baik. Dimana kebutuhan masyarakat Banyuwangi saat ini terpenuhi, dan generasi mendatang tetap akan dapat menikmatinya. Ada banyak cara yang lebih fair dan elegant, misalnya adalah merevitalisasi industri agrokompleks dan mengoptimalkan jasa-jasa lingkungan. Adanya otonomi daerah yang diatur dalam UU NOMOR 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah tetunya adalah peluang emas yang harus dimanfaatkan. UU ini harus dijadikan semangat untuk membangun daerah lebih baik, dan bukannya digunakan untuk kepentingan membenarkan pembangunan-pembanguann yang bermanfaat sesaat, tetapi menyengsarakan secara permenan di kemudian hari.

Mempertajam pembanguan di sektor agrokomplek dan optimalisasi jasa lingkungan adalah salah satu peluang emas. Sawah, hutan, sungai, pantai dan laut terbentang luas untuk dikembangkan. Banyuwangi dalam sejaharnya pernah terkenal dengan sebutan lumbung beras nasional, menunjukkan bahwa potensi sekor pertaniannya sangat luar biasa. Hal ini belum ditambah dengan berbagai macam perkebunan besar yang tersebar di di tlatah Blambangan ini. Ini telah diketahui, diidentifikasi dan dilirik oleh Bangsa Eropah masa lampau. Mereka berfikir bahwa kekuatan daerah ujung timur Pulau Jawa ini adalah agroindustri. Untuk itu, tidak heran jika berbagai perkebunan dibuka, irigasi diperbaiki dan sarana transportasni dikembangkan untuk menunjang sektor pertanian.

Jasa lingkungan juga mempunyai peran yang tidak bisa dianggap sepele. Salah satu pemanfaatan jasa lingkungan yang yang telah berjalan lama, dan sampai saat ini menyumbang penerimaan kas daearah adalah sumberaya air yang hanya dihasilkan jika kondisi hutan dan kawasan lindung ada dalam kondisi prima. Ini adalah manfaat jasa lingkungan yang paling tradisional dikelola oleh pemerintah kabupaten. Saat ini, sektor jasa lingkungan lain yang juga sedang bergeliat adalah menjual keindahan alam dan lingkungan hidup lewat kegiatan wisata alam. Banyuwangi mempunyai potensi akan hal tersebut, dan beberapa nama juga telah go internasional. Sebutlah G-land, Kawah Ijen, dan Sukamade.

Potensi lainnya yang dapat dimanfaakana tentunya adalah terkait dengan isu pemanasan global. Singkatnya, ada skenario grant Milayaran rupaih secara terus menerus dan berbagai bantuan teknis bagi daerah dengan tutupan hutan yang baik. Diskusi-diskusi tentang hal ini masih terus berjalan untuk mencari format ideal pembiayaannya. Lepas dari hal tersebut, ini adalah peluang masa depan Banyuwnagi. Tidak banyak daerah dengan tutupan hutan yang baik, dan Banyuwangi adalah salah satu darinya. Dengan demikian, peluang untuk menikmati sumberdaya alam lewat mekanisme pembangunan saat ini sangat mungkin dilakukan.

Ditengah tengah gairan untuk menggenjot PAD, dan secara politis tentunya menjadi barometer kesuksesan pemerintah daerah dan aparat terkait, penambangan emas dengan berbagai estimasi kandungan mineral dan nilai rupiah yang didapatkan tentunya sangat menjanjikan. Namun demikian, mimpi tersebut sepertinya masih harus disimpan untuk kebaikan bersama. Anggaplah itu warisan yang akan kita berikan kepada anak cucu kita saat mereka lebih bijak dalam mengelola lingkungan hidup, dan lebih cerdas serta berhati-hati dalam mengekplorasi lingkungan. Masih ada potensi lain yang jelas-jelas lebih propektif dan elegan bagi generasi kita saat ini. Jika ini tercapai dan dapat diaplikasikan, adalah sumbangan besar masyarakat Banyuwangi bagi dunia untuk hidup lebih lestari, serta tentunya menunjukkan kapasitas dan kecerdasan masyarakat dan pemerintahan Banyuwuangi.


Sumber :
http://www.lareosing.org/lareosing/opini-laros/mencari-format-pembangunan-berkelanjutan-banyuwangi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar